Mengabdi 20 Tahun, Dua Guru di Buton Selatan Ini Akhirnya Lolos PPPK

Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Selasa, 21 Mei 2024
0 dilihat
Mengabdi 20 Tahun, Dua Guru di Buton Selatan Ini Akhirnya Lolos PPPK
Potret La Sinto dan Hismawati bersama Pj Bupati Buton Selatan, La Ode Budiman dan Pj Sekda La Hardin saat terima buket sebagai PPPK untuk masa kerja terlama dengan usia terutama. Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik

" Dua guru honorer ceritakan pengalaman mengabdi hingga masuk usia tua hingga akhirnya dilantik dan terima SK Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Dua guru honorer ceritakan pengalaman mengabdi hingga masuk usia tua hingga akhirnya dilantik dan terima SK Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), pada Senin (20/5/2024).

Orang-orang menyebutnya dengan nama La Sinto, pria yang sudah memasuki usia lanjut (52) mengabdi selama 19 tahun sejak tahun 2005. Selama mengajar, dia hanya dibayar Rp100.000 perbulan dan baru akan diterimanya tiga bulan kemudian dengan total upah Rp300.000 per triwulan.

La Sinto mengawali karirnya sebagai tenaga pengajar di SMP Negeri 1 Batu selama 2 tahun lamanya. Lalu pada tahun 2007, La Sinto bersama rekan-rekannya menggagas salah satu menengah pertama atau SMP hingga dinyatakan menjadi sekolah negeri pada 2011.

Sekolah tersebut yakni SMP Negeri 2 Batu Atas yang menjadi tempat La Sinto menetap mengajar di sekolah tersebut hingga dinyatakan lulus PPPK dan ditempatkan mengejar di sekolah tersebut. Dia mengajar pada pelajaran agama Islam.

Baca Juga: Sidang Sengketa PHPU KPU Buton Selatan Menunggu Putusan Sela

Meskipun begitu, La Sinto juga pernah mengalami kegagalan. Dia pernah gagal dalam mengikuti seleksi pendapaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) hingga tiga kali yakni pada tahun 2006, 2008, dan 2010.

Meskipun upah yang ia terima belum dapat menutupi beberapa kebutuhan-kebutuhan lainnya, namun La Sinto tetap menysukuri setiap rezeki yang diterimanya.

Segala perjuangan La Sinto selama mengabdi 19 tahun terbayar lunas, tuntas dipegangnya map yang berisikan secarik kertas yang sudah lama ia dambakan hingga diusia nya yang sudah tidak muda ini.

SK Pengangkatan PPPK yang diterimanya langsung dari tangan Pemerintah Kabupaten Buton Selatan La Ode Budiman pada Senin (20/5/2024), maka bersama ini La Sinto dinobatkan sebagai PPPK untuk masa kerja terlama dengan usia tertua di lapangan SMP Negeri 1 Batauga pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Tidak jauh memiluhkan, cerita guru perempuan honorer yang mengabdi sudah 20 tahun lamanya. Perempuan itu biasa dipanggil dengan nama Hismawati. Mengawali karirnya sebagai seorang tenaga pengajar ketika masih berusia muda.

Pada 14 Juli 2004, Hismawati diajak bergabung pada sekolah tingkat Taman Kanak-kanak (TK) oleh seorang yang berprofesi sebagai guru. Begitu memprihatinkan, pada satu tahun dirinya menjadi seorang tenaga pengajar tidak sepersen pun ia menerima upah dari hasil dedakasinya terhadap dunia pendidikan dalam membimbing tunas-tunas muda bangsa ini.

Dua tahun dirinya disebut dengan sebutan Ibu Guru oleh para anak-anak didiknya, Hismawati baru merasakan hasil ringat dan jerih payahnya dalam bersusah-susah membentuk kepribadian tunas-tunas bangsa muda menjadi lebih baik.

Meskipun hanya dengan upah Rp25.000 per bulan yang baru dirasakan tiga bulan kedepan dengan total hanya Rp75.000 per triwulan selama 5 tahun lamanya. Hingga 6 tahun bergelut dengan profesi yang sama, Hismawati baru merasakan upah dengan bayaran Rp100.000 per bulan yang dibayar dalam per triwulan.

Hismawati tetap berdiri tegar dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya, berbagai macam omongan berselewingan keluar masuk dari kedua telinganya. Namun Hismawati tetap melanjutkan tekad dan komitmennya dalam mendidik para tunas-tunas bangsa muda yang ia siapkan untuk generasi emas bangsa ini.

Kesabarannya membuahkan hasil yang manis, setidaknya dari kesabarannya menerima apa adanya dengan berlapang dada, upah Hismawati tertolong karena adanya kucuran dari Dana Desa yang diterimanya sebesar Rp400.000 perbulan dengan sistem pengajian per triwulan pada tahun 2018.

Pada tahun 2020, karirnya makin melejit meskipun masih berstatus honorer, melalui Pemerintah Desa Hismawati menerima Surat Keputusan (SK) yang diberi amanat untuk mendidik para insan-insan muda agar menjadi generasi yang berakhlaqul karimah yakni sebagai guru ngaji hingga sampai hari ini.

Kendati demikian, Hismawati juga merasakan kegagalan hingga berkali-kali dalam mengejar mimpinya sebagai seorang pegawai. Pernah merasakan kegagalan saat mengikuti tes pada Kementrian Agama hingga gagal untuk kedua kalinya pada seleksi tes K2 di Kabupaten Buton pada tahun 2013 silam.

Namun Hismawati terus berkomitmen dan konsisten kembali mengajar pada sekolah lamanya. Hingga Tuhan menjawab do’anya, keluh, kesah, rintihan, serta teriakan dalam hati Hismawati selama 20 tahun hidup sebagai guru honorer.

Baca Juga: Sebanyak 336 Pendaftar PPS di Buton Selatan Bakal Ikut Tes Wawancara

Hismawati pun bersama ratusan PPPK Buton Selatan menerima SK Pengangkatan, dipegangnya erat-erat sampul map berisikan lembaran kertas itu, yang merepresentasikan semua impain dan mimpinya selama 20 tahun.

Pada akhirnya, sekolah tempat dirinya mengawali karir adalah sekolah dirinya berkarir hingga di penghujung masa jabatanya, namun Hismawati saat ini bukanlah guru honorer seperti pada 20 tahun yang lalu.

Hismawati adalah satu dari dua orang yang menerima Buket Bunga dari Pemerintah Kabupaten Buton Selatan sebagai PPPK Untuk Masa Kerja Terlama Dengan Usia Tertua.

“Semua saya jalani meskipun dibilang ini dan itu, karena saya sudah anggap siswa ku seperti anak-anak ku,” Hismawati kepada Telisik.id. (B)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga