Mutasi COVID-19 Baru Bernama Varian B1621, Sudah Ada Kasus Meninggal

Kardin, telisik indonesia
Selasa, 10 Agustus 2021
0 dilihat
Mutasi COVID-19 Baru Bernama Varian B1621, Sudah Ada Kasus Meninggal
Mutasi COVID-19 bernama Varian B1621. Foto: Repro Google.com

" Dalam situsnya, CDC Eropa menyebut varian ini terbukti memiliki mutasi yang berdampak pada penularan maupun terhadap imunitas "

KENDARI, TELISIK.ID - Para ilmuwan terus mempelajari mutasi COVID-19 yang memunculkan berbagai varian baru. Salah satu yang diwaspadai adalah B.1.621 atau B1621 yang mulai terdeteksi di Eropa.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) hingga saat ini belum memberikan nama dalam aksara latin untuk varian ini, karena belum termasuk Variant of Concern (VOC) maupun variant of Interest (VOI). Varian ini masih ada di kategori Alerts for Further Monitoring.

Dikutip dari who.int melalui Detik.com, varian B1621 diidentifikasi pertama kali di Kolombia pada Januari 2021. Meski demikian, pusat pencegahan dan pengendalian penyakit (CDC) Eropa telah memasukkannya sebagai VOI dalam satu kelompok dengan varian Kappa (B1617.1).

Dalam situsnya, CDC Eropa menyebut varian ini terbukti memiliki mutasi yang berdampak pada penularan maupun terhadap imunitas.

Beberapa mutasi yang ditemukan antara lain:

R346K

E484K

N501Y

D614G

P681H

Di Inggris, sekurangnya telah ditemukan 37 kasus suspek dan terkonfirmasi dengan varian ini. Varian B1621 juga ditemukan di Florida Amerika Serikat dan dikaitkan juga dengan kematian 7 lansia di panti jompo di Belgia.

Sementara dilansir dari Kompas.com, sebanyak tujuh penghuni panti jompo di Belgia meninggal akibat varian baru COVID-19 B.1.621 yang pertama kali terdeteksi di Kolombia.

Ketujuh pasien tersebut meninggal meski telah disuntik vaksin virus corona dosis penuh, kata tim virologi yang melakukan tes pada Jumat (6/8/2021).

Dilansir dari Reuters, tim virologi mengatakan bahwa B.1.621 juga terdeteksi dalam beberapa pekan terakhir di Amerika Serikat (AS), tetapi kasus di Eropa jarang terjadi.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa memasukkan B.1.621 satu garis sebagai turunan dari varian Kappa, bukan sebagai varian sendiri.

Tujuh orang meninggal di panti jompo kota Zaventem, Belgia, dekat Brussels, semuanya berusia 80-an atau 90-an tahun.

Beberapa dari mereka sudah dalam kondisi fisik yang buruk, kata Marc Van Ranst, ahli virologi di University of Leuven yang melakukan tes pada virus yang ditemukan di panti jompo.

"Mengkhawatirkan," kata Van Ranst, mengomentari fakta bahwa para lansia tersebut meninggal meski telah mendapat vaksin COVID-19 dosis penuh, seperti dikutip dari Kompas com.

Baca Juga: Kajari Muna Pastikan Ketersediaan Obat COVID-19 di RS dan Apotek

Baca Juga: PPKM Level 3 di Kendari dan 15 Daerah di Sultra Diperpanjang Lagi, Cek Aturan Barunya

Katanya, sejauh ini para ilmuwan belum tahu apakah B.1.621 lebih menular daripada turunan atau varian lain dari virus Corona.

Di Belgia, B.1.621 saat ini menyumbang kurang dari 1 persen kasus COVID-19 yang diketahui, sedangkan di Ameriaka Serikat 2 persen.

Di panti jompo di Zaventem, 21 penghuni terinfeksi varian tersebut bersama dengan beberapa anggota staf, kata Van Ranst kepada Reuters. Staf yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan.

Van Ranst menjelaskan, varian virus corona yang dominan di Belgia dengan sekitar 95 persen infeksi adalah Delta, diikuti oleh Alpha yang sebelumnya dominan di Inggris. (C)

Reporter: Kardin

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga