Orang Kaya Indonesia Makin Malas Belanja, Kenapa Ya?
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Minggu, 08 Agustus 2021
0 dilihat
Orang kaya sedang berbelanja. Foto: Repro google.com
" Kalau orang kaya mulai belanja harusnya ekonomi terdorong dan yang tidak kaya akan menerima dampaknya, sehingga ekonomi akan bergulir lebih cepat "
JAKARTA, TELISIK.ID - Konsumsi dari masyarakat kelas atas di Indonesia, sangat penting untuk mendorong perekonomian.
Namun, hal itu sulit terwujud apabila masih ada godaan dari bunga deposito. Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) berharap, bunga deposito perbankan terus turun agar orang kaya kembali berbelanja dan tidak hanya menyimpan uangnya.
"Kalau bunga deposito bisa ke bawah lagi, dana jumbo saldo di atas Rp 5 miliar yang tumbuh 15 persen, itu semoga bisa disalurkan," kaa Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, Minggu (8/8/2021)
"Artinya, orang-orang kaya yang enggan belanja, karena mungkin masih nikmati bunga besar, ketika bunga turun lagi ingin dia tidak enggan lagi belanja, sehingga mereka akan mulai belanja lagi," sambungnya, dilansir dari Cnbcindonesia.
Hal ini akan turut mendorong perekonomian pada semester II-2021, yang dimungkinkan kembali tertekan akibat lonjakan kasus COVID-19. Padahal, di kuartal II ekonomi berhasil tumbuh tinggi yaitu 7,07 persen.
"Kalau orang kaya mulai belanja harusnya ekonomi terdorong dan yang tidak kaya akan menerima dampaknya, sehingga ekonomi akan bergulir lebih cepat," papar Purbaya.
Atas kondisi tersebut, LPS siap untuk kembali menurunkan suku bunga penjaminan.
"LPS masih punya ruang untuk menurunkan suku bunga penjaminan lebih lanjut. Suku bunga acuan BI saat ini 3,5 persen, kami masih 4 persen. Kalau keadaan memungkinkan, kami akan turunkan ke level yang lebih mendukung untuk pertumbuhan ekonomi," ungkap Purbaya.
Sebelumnya, dilansir Suara.com jaringan Telisik.id, pada tahun 2020 daya beli yang merosot di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19 ternyata juga disumbangkan dari malasnya orang kaya Indonesia untuk berbelanja.
Baca Juga: Bareskrim Polri Berhasil Lumpuhkan Peretas Website Sekertariat Kabinet
Baca Juga: Desa Wisata Palahidu Barat Binongko, Tawarkan Atraksi Wisata Unik
Hal ini yang membuat roda perekonomian tak bergerak kencang sepanjang kuartal II 2020, dimana ekonomi harus terjerembab negatif di level 5,32 persen.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Eksekutif 1 Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Raden Pardede, dalam sebuah video teleconference di Jakarta.
"Kita harus akui bahwa pandemi ini menggantarkan mereka yang lebih punya uang, yang relatif lebih senior, yang kita ketahui yang senior-senior ini yang punya lebih banyak uang, mereka tidak mau berbelanja, mereka tidak mau berinvestasi, kecuali kepada hal-hal esensial," kata Pardede. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Fitrah Nugraha