Penjualan Obat Sirop Secara Bebas di Jawa Timur Dihentikan

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Jumat, 21 Oktober 2022
0 dilihat
Penjualan Obat Sirop Secara Bebas di Jawa Timur Dihentikan
Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Erwin, melarang penjualan obat dalam bentuk sirop secara bebas untuk antisipasi GGAPA. Foto: Ist.

" Seluruh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan agar untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirop sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah "

SURABAYA, TELISIK.ID - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr. Erwin Astha mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan agar untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirop sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah.

“Seluruh apotek juga diimbau untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirop kepada masyarakat sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah,” tegasnya, Jumat (21/10/2022).

Kebijakan tersebut merupakan gerak cepat merespons peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang terjadi pada anak usia 0-18 tahun (mayoritas anak balita) di Jawa Timur.

Selain itu, anak-anak usia 0-18 tahun terutama balita, untuk sementara diimbau untuk tidak mengonsumsi obat-obatan dalam bentuk cair/sirop yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah.

Baca Juga: Jawa Timur Siapkan Rumah Sakit Khusus Anak Dugaan Gangguan Ginjal Akut

Baca Juga: Pembersihan Seluruh Lingkungan Kolaka Timur Tiap Jumat Terus Berlanjut

"Jika anak menderita demam, lebih diutamakan untuk mencukupi kebutuhan cairannya, kompres air hangat dan menggunakan pakaian tipis. Namun jika terdapat tanda-tanda demam bahaya, segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," tutup Dr. Erwin.

Menurut data Kementerian Kesehatan, Jawa Barat menempati peringkat pertama dengan kasus kematian terbanyak yakni 25 anak. Lalu, DKI Jakarta 21 anak. Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Aceh masing-masing 10 anak. Kematian juga terjadi di Bali, Jogjakarta, Banten, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, NTT, dan Papua Barat.

’’Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 8 Oktober adalah 206 kasus dari 22 provinsi,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril. Di Jakarta ada sembilan anak yang dilaporkan sembuh dari penyakit itu. Sedangkan di Jawa Timur lima anak. Lalu, di Jawa Barat dan Banten masing-masing tiga anak. (B)

Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali 

Baca Juga